Karyabuatanku.com - Sayyid Habib Ali bin Muhammad al-Mahdaly adalah seorang ulama berasal dari Timur Tengah, tepatnya Yaman. Beliau datang ke Indonesia sebagai juru dakwah. Ia menyebarkan ajaran Islam ke berbagai daerah, tak terkecuali Sungai Kunyit (salah satu daerah yang terletak di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat), daerah terakhir yang beliau pilih untuk dijadikan sebagai tempat tinggal sewaktu berdakwah di bagian pedalaman daerah tersebut. Beliau datang ke Sungai Kunyit sebelum Indonesia Merdeka.

Pada awalnya, Sungai Kunyit termasuk daerah kecil yang terletak di pesisir Kalimantan Barat dan memiliki penduduk yang terbilang masih sedikit. Dengan berkembangnya zaman, daerah pesisir ini pn memiliki kepala desa yang berada di Sungai Bundung. Beberapa tahun kemudian, penduduk semakin bertambah sehingga diputuskanlah untuk dilakukannya pemekaran desa hingga terbentuklah Desa Sungai Kunyit Laut, Desa Sungai Kunyit Dalam dan Sungai Kunyit Hulu.

Sayyid Ali merupakan seorang sufi yang selama masa hidupnya waktu yang ia miliki banyak digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah Subhnahu wa Ta'ala, pemilik jiwa dan raga manusia. Keseharian beliau banyak dihabiskan berdzikir pada Allah 'Azza wa Jalla di rumahnya. Selain itu, beliau sangat baik dan bijak.

Dengan ketaatan beliau, atas izin dan kehendak-Nya. Beliau seringkali membantu mengobati orang-orang yang terkena penyakit. Beliau membacakan ayat-ayat asy-syifa (ayat-ayat dalam al-Qur'an yang memiliki kaitannya dengan obat/penyembuhan) pada air putih lalu diberikan pada orang yang sakit untuk diminum. Tak hanya itu saja, beliau juga dipercaya menjadi hakim untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Salah satu contohnya adalah ketika ada warga sekitar tempat tinggal beliau terkena masalah berupa kehilangan barang di rumah maupun di kebun, masyarakat kemudian melaporkan kepada beliau agar diberikan solusi dan cara penyelesaian masalah tersebut.

Kondisi Rumah Pada Dahulu
Rumah beliau terletak di daerah pedalaman, tepatnya berada di Sungai Kunyit Dalam dan rumah beliau berbentuk rumah adat, tinggi dan memiliki loteng. Bagian bawah rumah beliau digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti menumbuk padi. Sedangkan bagian loteng atas rumah beliau digunakan sebagai tempat ibadah.

Keturunan Sayyid Habib Ali bin Muhammad al-Mahdaly
Sayyid Habib Ali bin Muhammad al-Mahdaly memiliki tiga putra. Putra pertama Habib Wahab, kedua Habib Dullah, ketiga Habib Majid. Ketiga putranya memegang peran masing-masing di bidang dakwah dan kepemimpinan di Sungai Kunyit.

Setelah ada pemekaran desa. Maka Desa Sungai Kunyit menjadi tiga desa. Pada awalnya hanya ada dua Desa, yaitu Desa Sungai Kunyit Laut, Desa Sungai Dalam. Dari tahun ketahun masyarakat Sungai Kunyit Dalam semakin bertambah. Maka terbentuklah Desa Sungai Kunyit Hulu yang berbatasan langsung dengan Hutan Semayar dan Sungai Semayar.

Setelah terjadinya pemekaran daerah tadi, putra kedua Sayyid Habib Ali yang bernama Habib Dullah ditunjuk sebagai Kepala Desa pertama di Desa Sungai Kunyit Hulu. Masyarakat memanggil Habib Dullah dengan sapaan Ami Dullah. Beliau dikenal oleh masyarakat seorang pemimpin desa yang baik dan bijak dalam menjalankan tugasnya.

Makam Sayyid Habib Ali bin Muhammad al-Mahdaly
Sayyid Habib Ali bin Muhammad al-Mahdaly wafat sekitar tahun 1952 M, di Sungai Kunyit Dalam. Makamnya terletak di sebuah bukit. Ada sebagian orang menyebut bukit itu dengan sebutan Gunung Tebangse.

Menurut riwayat semasa hidupnya, beliau sudah mempersiapkan membuat terlebih dahulu lubang kuburannya. Beliau menggali sendiri di gunung sebanyak dua kali di tempat yang berbeda. Namun, setelah wafat Allah Ta'ala berkendak lain. Beliau hanya bisa dimakamkan di tempat datar paling atas bukit tersebut.

Makam ketiga putranya terpisah dengan ayahandanya. Makam putra pertama terletak di Sungai Kunyit Dalam, putra kedua terletak di Situbondo Jawa Timur, dan putra ketiga terletak di Sungai Kunyit Hulu.

Keturunan Sayyid Habib Ali bin Muhammad al-Mahdaly, sekarang sudah menyebar keberbagai daerah. Ada di Sungai Kunyit, Mempawah, Kota Singkawang, Kota Pontianak, Sumenep Jawa Timur. Sampai saat ini cucu-cucu beliau berperan aktif dalam bidang dakwah, pendidikan, kesehatan, dan kepemimpinan di masing-masing daerahnya.

Tangga Menuju ke Makam
Tangga pertama untuk naik menuju makam. Di samping tangga ada rumpunan pohon bambu yang hijau menjulang tinggi dan pohon Aren.
Ketika Syarif M. Latief menjadi Kepala Desa Sungai Kunyit Hulu, berbagai upaya yang dilakukan untuk memudahkan bagi peziarah kubur agar bisa lebih mudah dan cepat sampai ke makam. Maka dibangunlah sebuah tangga yang berwarna kuning. Habib Latief merupakan cucunya Sayyid Habib Ali bin Muhammad al-Mahdaly. Putra dari Habib Dullah. Beliau menjadi Kepala Desa Sungai Kunyit Hulu urutan yang kelima.
Untuk sampai ke makam ini. Jika dari Jalan Raya Sungai Kunyit, masuk ke dalam jaraknya sekitar 6 km. Pemerintah Desa Sungai Kunyit Hulu sudah berusaha membangun dan memperbaiki jalannya. Sehingga pengziarah lebih mudah menggunakan roda dua sampai kebawah gunung ini.

Jika hendak berkunjung ketempat ini. Maka akan melewati sebuah perkampungan Sekip 1, melihat sawah-sawah dan pohon sagu.

Sumber :

Tags: BiografiHabaibIslamiNusantaraTokohUlama

Post a Comment

0 Comments

Skip to main content