Karyabuatanku.com - Setiap hal yang ada di dunia ini diciptakan berpasang-pasangan. Laki-laki dengan perempuan, siang dan malam, kanan dan kiri, hidup dan mati, baik dan buruk, serta masih banyak lagi lainnya. Tugas manusia adalah beribadah pada Sang Pencipta alam semesta ini.

Namun, dewasa ini sering ditemukan kelompok manusia yang menyatakan bahwa mereka beribadah sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah. Akan tetapi, bila mereka bertemu dengan kelompok lain yang berbeda pandangan dengan kelompok mereka, hal yang sering mereka lakukan adalah menyatakan bahwa amalan kelompok yang berseberangan dengan kelompok mereka adalah amalan sesat, bid'ah, tidak pernah dicontohkan Rasulullah maupun sahabat, atau bahkan yang lebih parah lagi, mengafirkan. Sungguh sadis kelompok seperti ini.

Menurut wakil gubernur Jawa Timur saat ini, Saifullah Yusuf, atau lebih akrab lagi disapa dengan Gus Ipul, aliran yang baru datang ini menyebabkan surga semakin sepi. "Sebelum Indonesia merdeka, pondon pesantren dan kiai sudah ada. Jadi aliran yang 'baru datang' jangan selalu menyalahkan yang ajaran 'lama'. Ini haram, begini haram, akhirnya surga menjadi sepi. Isinya itu-itu saja," ujar Gus Ipul.[1]

Kembali lagi mengenai kelompok tadi. Ada banyak ciri dari kelompok tadi. Pertama, biasanya mereka menyatakan bahwa tak perlu untuk bermadzhab. Cukup hanya Al-Qur'an dan sunnah saja dalam pengambilan segala sumber hukum Islam. Slogan mereka kembali kepada Al-Qur'an dan sunnah.

Kedua, apabila mereka menemui kelompok lain yang cara beribadahnya berbeda dengan kelompok mereka, mereka akan langsung mengatakan bahwa kelompok yang berseberangan itu melakukan perbuatan bid'ah, menyesatkan, tidak pernah dicontohkan Rasulullah bahkan yang lebih kejam lagi, mengafirkan kelompok tersebut. Serta masih banyak lagi ciri-ciri dari kelompok seperti ini.

Akibat yang ditimbulkan oleh kelompok seperti ini adalah munculnya perpecahan di masyarakat. Selain itu, muncullah istilah baru di masyarakat, Surga Hanya untuk Kalangan Tertentu saja. Mengapa bisa disebut demikian? Hal itu disebabkan oleh perilaku mereka sendiri yang suka membid'ahkan, mengafirkan kelompok lain yang pola pikirnya berbeda dengan kelompoknya.

Menyikapi hal ini, ada banyak langkah yang harus ditempuh oleh masyarakat Indonesia yang memiliki sifat asli santun. Pertama, harus bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dan patut untuk dikonsumsi (dijadikan sebagai pedoman atau pegangan hidup). Hal itu disebabkan karena sudah memasuki ranah aqidah yang menjadikan seseorang harus lebih berhati-hati.

Kedua, wajib mencari guru yang jelas dalam belajar terlebih lagi dalam belajar agama. Sebab guru yang jelas akan menjadikan ilmunya jelas pula. Selain itu guru yang jelas akan mengantarkan sanad sanad keilmuan yang jelas, sehingga ilmu yang kita dapat bisa sampai kepada Rasulullah dan Sang Pemberi Ilmu, Allah Azza wa Jalla. Contohnya belajar di pesantren kuno atau pesanten salaf yang masih mengajarkan kitab-kitab turast.

Ketiga, sering-seringlah berinteraksi dengan ulama' baik itu dengan cara melakukan silaturrahim, mengikuti majlis ta'lim yang diadakan oleh ulama' nusantara dan masih ada lagi lainnya. Mengapa demikian? Selain ulama’ adalah pewaris para Nabi, dengan sering berinteraksi dengan ulama' kita akan mendapatkan banyak keuntungan mulai dari mendapatkan ilmu, barokah ilmu ulama', menjalin silaturrahim dan masih banyak lagi lainnya. Serta masih ada lagi cara-cara lainnya yang mungkin diketahui oleh pembaca. 

Intinya, kita perlu untuk berhati-hati terhadap hal-hal baru di sekitar kita. Sebelum dikonsumsi, diterima, alangkah baiknya untuk meneliti bagaimana wujudnya, apa tujuan adanya perkara baru itu dan lain sebagainya. 

Oleh: Ahmad Hanan 
Kepala Departemen Hubungan Luar CSSMoRA ITS, Kader PMII Sepuluh Nopember ITS Surabaya 

Keterangan: 

Tags: EssayIslamiKajianKaryakuOpiniTulisanku

Post a Comment

1 Comments

Sip. Kita ga boleh memonopoli surga.
Dan saya yakin, Allah akan mencari-cari alasan untuk memasukkan hambanNya ke surga
Skip to main content