Karyabuatanku - Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Kabar duka kembali menyelimuti warga Nahdlatul Ulama (NU) atau lebih sering disebut dengan Nahdliyin. Salah satu Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Mas Subadar asal Pasuruan Jawa Timur wafat tadi malam, Sabtu malam Ahad (30/7) sekitar pukul 19.43 WIB. 

Meninggalnya Kiai Mas Subadar, salah satu rais syuriyah PBNU, merupakan kabar duka yang mengejutkan warga NU. Bagi masyarakat, warga NU, maupun alumni pesantren Besuk Kejayan Pasuruan yang ingin memberikan penghormatan terakhir diberi kesempatan sampai Ahad (31/7), pukul 13.00 sebelum jenazah dikebumikan di pemakaman Ngladi yang merupakan pemakaman keluarga.

Kabar tersebut langsung tersebar di berbagai media sosial Nahdliyin. Termasuk di grup-grup Whatsapp. Ketika dikonfirmasi kepada pengurus Lembaga Bahtsul Masail PBNU H Mahbub Ma'afi di Jakarta, ia membenarkan wafatanya kiai tersebut. 

KH Mas Subadar sangat dikenal di kalangan jam'iyyah umat Islam terbesar di Indonesia ini. Ia sering mengemban tugas-tugas khusus di organisasi tersebut. Di forum kiai, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Besuk, Pasuruan, Jawa Timur sering ditunjuk sebagai juru bicara. Sikapnya yang teguh dan senantiasa berpegang teguh pada koridor kajian fiqh klasik itulah yang menyebabkan sering dilibatkan dalam bahstul masa'il yang diselenggarakan NU. 

Tutur katanya juga halus, argumentatif, dan mampu menyesuaikan diri dengan bahasa masyarakat yang dihadapi. Ini membuat masyarakat di kawasan Tapal Kuda, Jawa Timur sering mendatangi pengajian yang diisinya. Mereka tertegun menyimak ceramah dan orasinya. 

Ia lahir pada 1942 di sebuah desa Besuk, Kejayan, Pasuruan dari pasangan KH Subadar dan Hj. Maimunah. Pada usia 3 bulan (1942), ia telah yatim karena ditinggal wafat sang ayahanda, KH Subadar. Sehingga ia banyak belajar mandiri dengan diasuh oleh ibundanya yakni Hj Maimunah. 

Sumber:

Tags: Berita2KiaiNewsPesantrenUlama

Post a Comment

0 Comments

Skip to main content