Simbah KH. Arwani Amin bersama Simbah KH. Hisyam Hayat
Karyabuatanku - Siapa yang tak kenal dengan sosok KH. Arwani Amin Said. Bagi masyarakat Kudus dan sekitarnya, kiai yang akrab dipanggil dengan nama Mbah Arwani ini merupakan sosok kiai yang memiliki kharisma dan wibawa besar di masyarakat. Pendiri pondok Yanbu'ul Qur'an Kudus ini yang notabene murid dari KH. Ali Maksum Krapyak Jogja ini memiliki ribuan santri yang tersebar hampir seantero Nusantara ini memiliki beberapa nasihat yang dapat diambil hikmah bagi kehidupan masyarakat. Mari kita simak Kumpulan Nasihat Simbah KH. Arwani Amin Kudus pada tulisan berikut ini.

Kumpulan Nasihat Simbah KH. Arwani Amin Said Kudus

1. Dadi wong sing iso syukur. (Jadi orang harus bisa bersyukur).

2. Nek ngaji jo dipekso sing penting usaha. (Kalau belajar jangan terlalu dipaksakan, yang penting berusaha).

3. Ojo ngejar cepet, ngejaro lanyah. (Jangan mengejar cepatnya, tapi kejarlah penguasaan).

4. Eleng, cobone wong dewe-dewe. (Ingat, cobaan seseorang itu beda-beda).

5. Saben dino dungakno kyaimu. (Setiap hari doakanlah guru/ kyaimu).

6. Ojo cepet sambat kabeh nengkene cobo. (Jangan mudah mengeluh, semua mengalami cobaan).

7. Maqamku diziyarahi. (Makamku ziarahilah).

8. Ojo kakehan guyon. (Jangan kebanyakan bergurau).

9. Nek ibadah sing istiqomah. (Kalau beribadah istiqamahlah).

10. Sholate sing ati-ati. (Shalatnya yang hati-hati)

11. Nek hajat sing ati-ati. (Kalau berhajat yang hati-hati).

12. Sing eman karo wong tuwo. (Yang murah hati terhadap orangtua).

13. Jo podo sembrono. (Jangan mudah tergesa-gesa).

14. Sopo gelem obah bakal mamah. (Siapa yang mau bergerak jangan takut tidak makan).

15. Aku wekas karo sliramu: wiwitmongso iki sliramu saben-sabenderes supoyo tartil. Mergo senejanmung setitik nanging tartil ikuluwih utama lan manfaattinimbang olih akeh nanging ora tartil. (Aku berpesan kepadamu: mulai sekarang setiap kali kamu deres supaya tartil. Karena meskipun dapat sedikit tapi tartil itu lebih utama dan bermanfaat daripada dapat banyak tapi tidak tartil).

16. Mulo wiwit saiki dibiasaaken sing tartil senejan mung olih sak juz rong juz sedino. Pengendikane sohabat Abdulloh bin Abbas mengkene "La 'an aqro-a sûrotan urottilihâ ahabbu ilayya min an Aqraal qurâna kullahû". (Makanya mulai dari sekarang dibiasakan yang tartil walau hanya dapat satu atau dua juz sehari. Sabda sahabat Abdullah bin Abbas begini: "Jika aku membaca satu surat dengan tartil adalah lebih aku sukai daripada membaca keseluruhan al-Quran.").

17. Kejobo iku sing wis kelakontur nyoto, yen kulinone derestartil iku sakmongso-mongso kepengin deres rikat temtu biso. Nanging sebalike yen biasane deres rikat bahayane iku yen deweke dikon deres tartil temtu ora biso jalan. Mulo sliramu ati-ati yen deres.Cukup semenewasiatku. (Selain itu hal yang sudah nyata, jika terbiasa deres tartil sewaktu-waktu ingin deres cepat tentu bisa. Tapi sebaliknya jika terbiasa deres cepat bahayanya jika disuruh deres tartil tentu tidak bisa jalan. Makanya kamu hati-hati kalau deres. Cukup sekian wasiatku).

(Tanda tangan beliau).

Keterangan:
• "Nderes" adalah kegiatan santri untuk menjaga hafalan al-Qurannya dengan cara mengulang-ulang setiap hari secara kontinyu, atau istilah Arabnya; Muraja’ah atau Takrir.

• "Tartil" adalah cara membaca al-Quran sesuai dengan tata aturan Tajwid beserta memperhatikan Makharijul Ahruf, sehingga tidakterjadi kesamaran kata ataupun hilangnya kata-kata tertentu dalam bacaan. Dan membaca tartil ini relatif susah bila dilafalkan dengan tempo cepat, harus pelan.

Diolah dari berbagai sumber.

Tags: HikmahKiaiNasehatPesantren

Post a Comment

0 Comments

Skip to main content