Dr Taufiq Ramadhan Al-Buthi (tengah) mengenakan jas hitam
Karyabuatanku - Fenomena revolusi di dunia Arab (Timur Tengah) saat ini menjadi trending topic di dunia internasional. Banyak sekali kita menjumpai informasi bahwa konflik di Timur Tengah diakibatkan oleh konflik sektarian, antara sunni dan syiah. Apakah benar alasan tersebut menjadi pemicu kemunculan fenomena yang disebut sebagai Arab Spring itu? Mari kita simak penjelasan dari Syeikh Dr Taufiq Ramadhan Al-Buthi terkait konflik Timur Tengah pada postingan kali ini. saat mengisi seminar internasional "Peran Ulama dalam Rekonsilitasi Krisis Politik dan Idiologi di Timur Tengah" yang diselenggarakan di UIN Sunan Ampel, Surabaya pada Senin (7/3).

Konflik yang sedang terjadi di kawasan Timur Tengah bukanlah konflik antar sekte. Konflik ini terjadi karena adanya campur tangan pihak asing yang memiliki kepentingan. 

"Apa hubungannya (konfik) ini dengan aksi reformasi pemberontakan? Kalau boleh jujur, ini merupakan campur tangan pihak asing," kata Dr Taufiq Ramadhan Al-Buthi saat mengisi seminar internasional, "Peran Ulama dalam Rekonsilitasi Krisis Politik dan Idiologi di Timur Tengah," yang diselenggarakan Sekolah Pascasarjana UIN Sunan Ampel dan Ikatan Alumni Syam Indonesia (Al-Syam) di Auditorium UIN Sunan Ampel Surabaya, Senin (7/3). 

Menurut putra Syaikh Said Ramadhan Al-Buthi ini, sebelum ada kejadian "reformasi" di Suriah seperti saat ini, banyak umala (ulama yang menjadi inteligen) menyerukan untuk berjihad di Syiria, bahkan ada yang memfatwakan agar membunuh ulama-ulama Syiria. 

"Tujuan mereka sebenarnya adalah supaya masyarakat tak percaya lagi kepada ulama, terutama ulama yang tergabung di Rabithatul Ulama Fi Biladil Syam. Selain itu kebanyakan dari mereka mengecam ulama sejati misal Syaikh Ali Jumu'ah. Bahkan yang lebih kejamnya lagi, mereka tega membunuh Syeikh Said Ramadhan Al-Buthi," ungkapnya.  
Meski terus-terusan menjadi objek hinaan bahkan sasaran teror dari kelompok yang mengaku "mujahid", pihaknya tak sekalipun gentar. 

"Kami bukan ulama pengecut. Akan kami hadapi walaupun nyawa jadi taruhan. Justru yang pengecut adalah umala yang hidup di bawah sponsor mereka yang turut campur dalam konflik ini," tegasnya. 

Dr Taufiq Ramadhan Al-Buthi yang kini menjabat sebagai ketua Ulama Syiria juga menyinggung soal media yang menurutnya justru memperkeruh suasana. 

"Media di sana bukan menyampaikan berita, namun membuat berita. Hal ini yang memperparah konflik yang terjadi di Timur Tengah," terangnya. 

Atas dasar tersebut, guru besar Universitas Damaskus ini berpesan agar berhati-hati serta bersikap selektif terhadap kabar yang didapat. Menurutnya jangan sampai menerima kabar yang belum terseleksi kemudian gampang membagikan. Walaupun berita itu benar, perlu dipikirkan ulang dampak dari kabar yang beredar. 

"Kepada para ulama, kiai dan cendekiawan saya berpesar agar bersikap sesuai dengan maqoshid syariah. Sebab dengan seperti itu akan menjamin salamatul bilad wal ibad," harapnya. 

Di penghujung acara, pihak Universitas Damaskus dan UIN Sunan Ampel sepakat menandatangani nota kesepahaman (MoU) pemberian beasiswa, pertukaran mahasiswa maupun dosen. 

"Kami siap untuk itu dan sangat terbuka kepada pelajar Indonesia yang ingin meneruskan studinya ke Suriah," pungkas Taufiq Ramadhan Al-Buthi. (Hanan/Zunus) 

Sumber: 

Tags: InfoNews

Post a Comment

0 Comments

Skip to main content